top of page

Sistem Belajar SALAM yang Tidak Biasa

Penulis: Gracella Nathania


Foto: Suasana belajar di Sanggar Anak Alam pada Rabu (20/11/2019)


YOGYAKARTA, EDUTIONALNEWS - Sanggar Anak Alam (SALAM) merupakan sekolah non formal yang berada di daerah Nitiprayan, Bantul, Yogyakarta. Posisi SALAM berada di tengah sawah. SALAM berbeda dengan sekolah-sekolah yang biasa. Sistem belajar mengajar di SALAM tidak menggunakan buku, seragam layaknya di sekolah formal. 


Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sanggar Anak Alam (SALAM) Yudhis, menyatakan bahwa sistem belajar di SALAM ini berbasis riset. Siswa-siswa di SALAM dibebaskan untuk memilih sendiri topik risetnya. Siswa juga melakukkan risetnya sendiri. Yudhis menyebutkan di SALAM peran orangtua dan guru hanya sebagai fasilitator. 


Proses belajar di SALAM berawal dari pengalaman siswa. “Semua berangkat dari pengalaman, dari apa yang dia lakukan” tutur Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sanggar Anak Alam (SALAM), Yudhis. Yudhis menyatakan proses belajar bermula dari pengalaman siswa sampai dia belajar sesuatu hingga mereka memiliki pemahaman atau kesimpulan terhadap sebuah peristiwa. “pengalaman - mengotruksi – menganalisa – mengolah – memahami – menerapkan” jelas Yudhis.


Meskipun hanya sebagai fasilitator di SALAM, guru juga ikut belajar. Menurut salah satu guru Taman Anak (TA) Hesty, guru-guru belajar memahami karakter masing-masing anak. “itu tantangannya, belajar memahami keunikan, kelebihan, kekuatan dan bidang minat dari siswa” ucap Hesty.


Salah satu orangtua murid yaitu Lilis Cahya Ningsih mengatakan bahwa sebelum masuk ke Sanggar Anak Alam (SALAM) anaknya bersekolah di sekolah formal. Alasan anaknya pindah ke SALAM karena anaknya tidak menyukai pelajaran-pelajaran yang ada disekolah formal dan juga anaknya menyukai Desain Komunikasi Visual (DKV). Lilis menyatakan dengan anaknya masuk ke SALAM, anaknya akan lebih fokus pada bidang yang memang ia minati.


5 views0 comments
bottom of page